cerita Jepang · cerita mama

Desperate Traveler

Dulu, partner jalan-jalan saya adalah Mama. Kami selalu enjoy jalan ke mana pun. Dari yang gratisan sampai yang berbayar. Dompet tipis pun tak menghalagi kami untuk jalan-jalan. Selalu ada sesuatu yang bisa kami nikmati dalam perjalanan kami. Ah, Mama! You’re the best!!

Setelah menikah, saya langsung diboyong ke Jepang. Otomatis partner jalan-jalan saya ketinggalan di Jakarta. Hehe. Tapi, siapa sangka suami saya juga hobi travelling. Tiap ada hari libur, kami selalu merencanakan jalan-jalan ke mana yaaaa? Apalagi di Jepang banyak tempat menarik untuk dikunjungi.

So, inilah perjalanan-perjalanan saya selama dua tahun saya di Jepang. Semuanya berkesaaan! Karena partner baru saya ini senengnya spontan alias mendadak. Kadang enggak pake rencana, malam harinya kepikiran mau ke tempat A misalnya, ya besok langsung berangkat. Kadang malah satu jam sebelumnya. Bikin saya sport jantung. Yah, namanya emak-emak, kadang banyak aja gitu yang mesti disiapin. Apalagi punya bayi. Tapi, so far sih masih bisa diatasi. πŸ˜‰

Oya, sebelumnya perkenalkaaaan, ini dia partner jalan-jalan saya yang baru! Plus ‘kaki’-nya Papa Nisa, ‘Pepi’ si Mazda wagon R yang selalu siap mengantar kami ke mana pun. Tapi bulan Februari lalu Pepi pensiun, karena ‘shaken’-nya habis (KIR kalo di Indo). Jadi terpaksa kami pensiunkan (ga tega kalo nyebut dibuang), dan digantikan oleh ‘Nino’ si Suzuki jenis yang sama, wagon R juga (sodaraan). *Papa Nisa pecinta wagon R* πŸ˜›

P1080893
My partner in crime πŸ˜€

Kenapa desperate traveler? Karena kami ini termasuk traveler kere, hahahaha. Pengen jalan-jalan tapi enggak punya duit. Eit, walau begitu bukan berarti kami batal jalan-jalan. Selalu ada jalan menuju Roma. Intinya sih irit irit irit. Hihihi. πŸ˜€

Kyoto-Osaka 2011 (My first Pregnancy Travelling)

Ini perjalanan saya yang pertama sama Papa Nisa. Eh, si jabang bayi udah nongol aja. Hehehe. Honeymoon bertiga deh sama si jabang bayi 6 bulan di perut. πŸ™‚

Saya tinggal di Aichi-ken. Perjalanan ke Kyoto dari Aichi membutuhkan waktu kira-kira 5 jam naik mobil pribadi (non-tol). Kalau lewat tol bisa lebih cepat jadi sekitar 2 jam saja. Tapi karena Papa Nisa ini alergi sama tol (alergi karena bayar, hihihi), jadi kami lewat ‘bawah’ aja alias jalan biasa.

Tau enggak, kami berangkat jam berapa? Jam 1 malam, Maaak! Jadi rencananya itu gini, berangkat dini hari kan sampai Kyoto pagi tuh. Langsung jalan-jalan deh ke spot-spot yang asik di Kyoto. Trus sore atau malamnya, siap-siap menuju Osaka. Hari kedua jalan-jalan di Osaka. Abis itu sorenya balik ke Aichi.

Lah, bumil tidur di mana? Udah booking hotel kan? No, no, no! Kami bermalam di mobil, Kakaaaa! Parkir di konbini (mini market) 24 jam, trus numpang tidur deh. Hahaha. Bangun tidur, bersih bersih (cuci muka gosok gigi) di toilet konbini, plus ganti baju, sholatΒ  semua di mobil. Sounds good? Or desperate? πŸ˜€

Tapi, kami sih enjoy aja. Dedek di perut juga damai tenteram diajak jalan-jalan. Cuma si sopir tuh yang agak tepar, enggak ada yang bisa gantiin nyetir. Hahaha. Salah sendiri punya ide gila kayak gini. But, it was fun, Hun! Muah! πŸ˜‰

So, this is it! Tempat-tempat yang waktu itu berhasil saya kunjungi dalam perjalanan singkat saya. Kyoto: kinkakuji (kuil emas), dan kuil-kuil di sekitarnya yang saya lupa namanya apa (duh!), ginkakuji (kuil perak), kiyomizudera (kuil kiyomizu), Kyoto Tower dan sekitarnya. Osaka: Osaka-jou (Osaka Castle), dan Osaka suizokan (akuarium Osaka) yang bersebelahan dengan Osaka Port.

P1090010
lagi ‘tek dung’ 6 bulan tuh. ga keliatan yak? :p

Jalan-jalan sekitar Aichi-ken

Perfektur Aichi lumayan luas loh. Letaknya ada di Jepang bagian tengah dan berada di pesisir pantai timur Jepang tapi agak menjorok ke dalam karena berhadapan dengan teluk Ise dan Mikawa. Ibukotanya adalah Nagoya yang merupakan kota terbesar ke-4 di Jepang setelah Tokyo, Yokohama, dan Osaka.

Aichi ini merupakan pusat industri di Jepang. Pabrik besar macam Toyota, Denso, dan Aisin ada di sini, juga pabrik-pabrik lain pendukungnya. Jadi terbayang kalau Aichi dilanda gempa tsunami seperti di Fukushima lalu, sepertinya perekonomian Jepang bakal kolaps. Semoga tidak terjadi. 😦

Anyway, kita ngomongin tempat wisatanya yuk! Inilah tempat-tempat yang pernah saya kunjungi di Aichi. Beberapa aja ya, banyak banget kalo semuanya saya tulis di sini (sok iye!). Yang saya cari kebanyakan yang enggak pake tiket masuk, kalaupun ada cari yang murah. Ngirit bo! Hihihi.

1. Korankei. Terletak di kota Toyota. Korankei terkenal dengan wisata momiji. Melihat daun koyo berubah warna menjadi merah saat musim gugur (Oktober-November). Masuk gratis kecuali parkir. Walaupun gratis, banyak penjual kaki lima yang bikin kita ngiler dan tertarik untuk beli. Apalagi di cuaca sejuk semi-dingin bikin bawaan lapeeeerr. Hehehe.

kaki lima
kaki lima yg bikin ngiler.

2. Nagoya-jou. Atau disebut juga Nagoya Castle. Bentuknya mirip-mirip sama Castle yang lain se-Jepang. Hehehe. Konon Castle ini peninggalan jaman samurai dulu sebagai pusat kota dan digunakan sebagai benteng pertahanan terakhir. Tiket masuk untuk dewasa 500 yen, anak-anak usia SMP ke bawah gratis. Cukup murah lah ya. πŸ™‚

P1080876
ini juga pas hamil 6 bulan πŸ™‚

3. Takeshima (Pulau Take). Terletak di kota Gamagori, Aichi ken. Sebuah pulau kecil yang dihubungkan oleh jembatan sepanjang 387 m. Di atas pulau itu terdapat Yaotomi Shrine (kuil Yaotomi), yang terkenal dengan jimat keberuntungan untuk melahirkan dan menikah. Kita bisa berjalan-jalan di pulau untuk menikmati pemandangan sekitar pulau. Gratisss! Parkir juga gratis. πŸ™‚

DSC_0485
takeshima

Sebenarnyaa masih banyak lagi tempat- tempat asik di Aichi. Tapi lain kali aja ya. Selanjutnya mari ke perjalanan saya berikutnya yaituuuuu:

Tokyo 2 Days Trip

Yeay! Akhirnya saya bisa juga menjejakkan kaki ke Ibukota Jepang. Hehe. Ini juga terbilang cukup nekad. Kami pergi 2 keluarga bawa 1 mobil. Persiapan mendadak banget. Karena pergi pas liburan, jadi hotel semua full-booked. Dari hotel kelas melati sampai bintang 5. Weleh weleh. Mau coba hotel kapsul, aduh kami bawa pasukan gini, ribet bo! :p

Akhirnya terpaksa booking hostel yang murah di kawasan Asakusa. Kalau kami sih oke oke aja nginep di mana pun. Tapi berhubung kami pergi sama teman, ya agak enggak enak lah kalo bobok di mobil lagi. Hahahaha. “Jangan kayak orang susah deh!!” *jerit hati yang paling dalam. πŸ˜€

Namanya juga hostel murah meriah. Kamarnya kayak kamar kos-an tempat tidur atas bawah, dan kamar mandi luar. Biasanya ini di-booked oleh backpacker2 turis asing yang agak kere. Hahaha. Tapi enggak papa lah, cuma numpang tidur ini.

Oke, ceritanya kita berangkat jam 1 dini hari (seperti biasa). Sampai di sana pagi jam 7 (lewat tol shin-tomei). Langsung ngacirrr ke Tokyo Disneyland! Sebelumnya udah bersih-bersih di konbini. Sarapan pagi, kami bawa bekal lontong dan onigiri dari rumah. Lumayan ngirit. πŸ˜€

Tiket masuk Disneyland macam-macam, ada 1-day passport, 2-day, 3-day, dll. Saya beli 1-day aja lah ya, ngapain lama lama di disneyland. Dewasa 6.200 yen. Anak-anak (12-17 thn) 5.300 yen. Anak-anak (4-11 thn) 4.100 yen. Kurang dari itu gratis. Parkir mobil 2.000 yen. *Mahal* :p

DSC_0012

Puas di Disneyland, kita ke Tokyo Skytree sampai malam. Tiket masuk skytree untuk dewasa 2.000 yen. Anak-anak 12~17 thn: 1.500 yen; 6~11 thn: 900 yen; 4~5 thn: 600 yen. Nisa masih aman! Hehe. Abis itu teparr di hostel.

tokyo skytree
tokyo skytree

Hari kedua kami ke Asakusa temple, Odaiba, dan Tokyo Tower. Sayang waktu kami terbatas jadi enggak bisa mengunjungi semua tempat di Tokyo. Apalagi kami naik mobil, Tokyo maceeett. Hueee. Lebih praktis naik densha (kereta) kayaknya. Lebih cepet, walopun enggak lebih murah juga sih. Hehe.

cats

Dan malam itu juga kami kembali ber-mobil pulang ke Aichi. Hiks. Singkat banget yak. Yah, maklum kuli harus kembali kerja rodi. Hihihi. πŸ˜€

PP Sehari Aichi-Kobe

Ini enggak kalah desperate. Di suatu sore yang damai dan tenteram, tiba-tiba papa Nisa ngajak ke Kobe. Saya sih seperti biasa meng-iya-kan saja, kirain mah masih kapan kapan gitu. Enggak taunya, “satu jam lagi berangkat, ya!”. Oh My God, not again!

Kobe itu sebelahnya Osaka. Jadi kalo dari Aichi, kita ngelewatin Mie, Kyoto dan Osaka untuk sampai di Kobe. Yang bikin saya agak panik saat jalan-jalan kali ini adalah uang kami lagi tiris. Hahaha. Maklum belum gajian. Hari gajian itu pas besoknya. Eya mbok besok aja gitu berangkatnya, kan lebih tenang. Kata papa Nisa, “ga pa pa, kan nanti pas tengah malem sampe di Osaka uang gaji udah nangkring di rekening. Besok sampe di Kobe bisa diambil.”. πŸ˜›

Hiyaaa! Saya langsung siap-siap alat perang. Perlengkapan baju-baju ganti maksudnya untuk kami bertiga, terutama Nisa yang agak banyak printilannya. Bekal enggak sempat bawa karena waktu mepet. Oya, plus bawa selimut en bantal. Buat apa? Buat bobok di mobil lah. Hahahaha. πŸ˜€

Kami berangkat pukul 19.30 naik mobil lewat jalan biasa (rute jalur 23 – jalur 1 – jalur 2). Sepanjang perjalanan mama Nisa baca doa biar selamat enggak ada apa apa di jalan. Soalnya enggak ada uang, cyiinn! Di dompet cuma ada beberapa lembar uang ribuan. :p

Sampai di Osaka tengah malam. Kami memutuskan untuk istirahat di konbini, sekalian ambil ATM. Yeay! Akhirnya mama bisa tidur nyenyak. Hihihi.

Paginya kami melanjutkan perjalanan ke Kobe yang sudah tinggal deket lagi. Kobe sungguh kota yang cantik. Banyak apartemen dan gedung tinggi-tinggi. Enggak keliatan kota ini dulu pernah diluluh-lantakkan oleh gempa besar tahun 1995. Secepat ini pulihnya. Salut buat Jepang.

Ini daftar jalan-jalan kami di Kobe. Ikuta jinja (kuil) – China Town – Motomachi shopping centre – Masjid Kobe – Akashi Kaikyou Brigde – Kobe Port Tower. Semua gratis kecuali Akashi Kaikyou Bridge (lupa tarifnya berapa. :p) dan Kobe Port Tower (kalo mau naik ke atas bayar 600 yen).

Yang cukup bikin takjub adalah Masjid Kobe dibangun pada tahun 1935 merupakan Masjid pertama di Jepang. Masjid ini mengalami dua peristiwa besar yaitu Perang Dunia II dan gempa besar tahun 1995. Namun, berkat kebesaran dan ijin Allah, Masjid ini tetap kokoh berdiri. Subhanallah. Saat ini, Masjid Kobe sudah menjadi salah satu destinasi wisata di Kobe. Turis bebas datang untuk melihat-lihat tempat peribadatan muslim ini. πŸ™‚

Sore hari setelah puas nongkrong di Pelabuhan Kobe, kami kembali ke Aichi. Hiks. Padahal ingin berlama di sini. Beneran deh, Kobe kota yang cantik. Masih banyak tempat yang belum sempat kami kunjungi. Semoga lain waktu kami bisa kembali mengunjungi Kobe. πŸ™‚

cats

***

Begitulah beberapa perjalanan saya. Semua berkesan. Jalan-jalan ke tempat-tempat yang baru selalu menarik buat saya. Saya banyak melihat. Selain lihat objeknya, lihat orang-orangnya, kebiasaannya, dll. Selalu ada yang bisa dijadikan pelajaran. Jadi, bukan hanya capek yang didapat, tapi juga kepuasan batin dan ilmu juga bertambah. Setuju, yes?

Enggak bisa ngasih tips transportasi sih, karena saya ini car-traveler alias turis bermobil. *gaya* :P. Mungkin saya sharing tentang makan aja ya. Karena kami selalu punya prinsip irit, maka sebisa mungkin saya selalu membawa bekal. Kalau berangkat malem, berarti buat bekal besok sarapan. Kalau berangkat pagi, syukur syukur bisa buat makan siang, atau sekedar ganjel perut di mobil. Hehe.

Yang gampang sih bikin onigiri. Tinggal nasi campur furikake trus kepal kepal bentuk bola. Bungkus kertas wrap masukin kotak bento. Kalau ada lauk yang bisa digoreng ya dibawa sekalian, misal ayam goreng, telur goreng, bakwan goreng, dll.

Kalau dulu waktu Nisa masih belum setahun, saya selalu bawa bekal buat Nisa. Gampang aja sih buat bubur buat Nisa mah. Tinggal blender jadi satu udah masukin kotak bento. Hihihi. Sekarang udah dua tahun udah ikut makan menu emak bapaknya. Urusan susu sih Nisa tinggal nemplok di dada saya alias neneeen. πŸ˜€ *ga terpisahkan* tsaaah.

Kalau harus makan di restoran, biasanya saya cari restoran mie udon / soba yang paling aman (halal maksudnya). Atau enggak restoran family seperti Saizeria atau Gasto. Trus pesen menu seafood, atau spagetti tomat. Hihihi. Pernah juga kami cuma makan onigiri yang dibeli di konbini. Ini pun harus dicek dulu ingredients-nya. Suka ada gelatin sama sake. 😦

Rempong yak? Enggak kooook! We had lots of fun! Untung saya dianugerahi bayi manis yang enggak bikin repot. Nisa malah seneng banget diajak jalan-jalan. Tidur di mobil pun ia nyenyak aja tuh. Alhamdulillah. *uyel uyel Nisa* πŸ™‚

Target selanjutnya katanya si papa Nisa mau bermobil ke Hiroshima, kota bersejarah Jepang tampat bom atom dijatuhkan pada akhir Perang Dunia II. Yiiihaaa! Ikoooot…. πŸ˜€

we are the desperate traveler. :)
we are the desperate travelers. πŸ™‚
-background Takayama shi, Gifu ken-
(taken by friend)

It is the desperate traveler who teaches us the most profound lesson and affords us the most exquisite thrills. -Maya Angelou

***

Tulisan ini diikutkan pada GA My Itchy Feet…Perjalananku yang tak terlupakan”

20 thoughts on “Desperate Traveler

  1. Aaaah seru bgt mama Nisa crita travellingnya.. Full of adventure.. Kalau aq sih bilangnya smart traveller yaa daripada desperate traveller, kok kesannya nelongso bgt padahal memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan itu smart bgt menurutku.. Have fun..

  2. Wah kalau di Jepang, kami nggak bisa hidup kali ya, hobinya jajan. Nggak harus yang mahal2 sih, bawah pohonpun okey, tapi harus jajan, nggak pernah bawa bekal, supaya sekalian mencicipi makanan khas daerah tsb. Tapi aku juga demen banget roadtrip, gantian nyetir sama suami karena aku nggak suka kehadiran orang asing, spt sopir. Rekor terlama seminggu di jalan dr Jogja ke Pekanbaru mampir Bandung hahahaaa…. Ayo mak, jalan terus, jalan itu asik bila dengan seluruh keluarga, setuju banget melihat kehidupan penduduk setempat lebih menarik daripada ke resor2 yg fenomenal.

    1. kira2 udh dua tahun saya di sini jeng Niar. πŸ™‚ itu jalan2 rekapan selama dua tahun di sini. Naik kereta api seru sih kalo single, backpacker-an asik2 aja. tapi klo udah ada buntut rempong. hahaha. πŸ˜€

    1. Kalo jalan2 ke jepang mahal ya Mak? Pake paket travel yg murah gitu, ga ada kah? hehe. maklum ga tau. *berdoa semoga Mak Noe dan anak2 bisa traveling ke Jepang. aamiin… πŸ™‚

  3. Maaaak….saya mau ke Jepaaaang #belumpernahdanmupeng :D…seneng melihat foto-fotonyaaa…perjalanannya juga seruuu yaaa, pake nginep di sana-sini, buat bento, dan ke DisneyLand..yaay….thanks for joining my GA…serunya berItchyFeet riaaa…cheers et happy traveling, always…

    1. kecup kecup Mak Indah. Ayok ke Jepang bareng2 Mak Noe tuh. Hehe.
      Seneng bisa ikutan ngeramein GA Mak Indah, mudah2an dapet hadiahnya. Hahaha. πŸ˜€

Leave a comment