cerita fiksi

[BeraniCerita #02]: Prematur

200547862-003
credit

 

Aku merasakan sakit luar biasa pada perutku. Kuminta suamiku untuk segera mengantarku ke rumah sakit. Tapi rupanya aku tak bisa menunggu lagi.

“Cepat panggil Bu Imah!! Sekaraang!!!” Setengah berteriak aku memerintahkan suamiku untuk melakukan sesuatu.

*

“Masya Allah!!” Bu Imah segera menghampiriku. Aku sedikit lega melihat wajahnya. Tapi rasa itu tak berlangsung lama.

Dibantu Bu Imah, aku merasakan sesuatu meluncur dari bawah tubuhku. Setelah itu badanku lemas sekali.

Bu Imah meraih sesuatu yang barusan keluar dari tubuhku dan membersihkannya. Lamaaa sekali. Entah apa yang dilakukannya.

“Bu …,” aku memanggil lirih. Bu Imah menoleh.

“Maaf, Mbak. Bayinya meninggal,”

Aku histeris. Suamiku yang sedari tadi ada di sampingku, memelukku. Bu Imah memperhatikan kami berdua. Kemudian bidan yang tinggal di sebelah rumah itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarku, tempat aku melahirkan bayiku yang lebih cepat dari perkiraanku.

“Ibu hamil itu enggak boleh minum kopi dan ngerokok, Mbak …” ujar Bu Imah sambil membersihkan sisa-sisa darahku.

Aku tersentak. Tapi aku hanya bisa tergugu menatap meja kerjaku yang penuh dengan puntung rokok dan bergelas-gelas kopi bekas begadang semalam.

***

Jumlah kata: 174/500

BeraniCerita #02 :

Quote dari Abraham Lincoln :
“Seandainya saya memiliki waktu sepuluh jam untuk menebang pohon, saya akan melewatkan delapan jam pertama untuk mengasah kapak saya”

15 thoughts on “[BeraniCerita #02]: Prematur

  1. Saya pikir endingnya mau bilang gini “Itu kopi sama rokok bekas suami saya kok bu imah, lha saya juga tidurnya dikamar belakang. Jadi ga mungkin ?ena asepnya ” Dan bu Imah pun jadi tengsin :p

    Hehehehe… Komen kok malah bikin crita dewek #langsungDiusir 😀

  2. makanya ngapain ngerokok sihh nakal banget sih kamu, makanya punya internet cari buat browsing bagaimana menjaga kehamilan,..

    gemezzzzz xixiix kenapa saya yang mereh merehhh 😛

Leave a comment